Jakarta – Otoritas kesehatan China mengungkapkan lonjakan kasus pernapasan akut di kalangan anak-anak dipicu oleh beberapa patogen. Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional Mi Feng mengatakan pertumbuhan kasus ini didorong oleh virus influenza serta rhinovirus, mycoplasma pneumoniae, virus pernapasan syncytial (RSV) dan adenovirus.
Melihat kondisi saat ini, dia mendesak fasilitas medis untuk memberikan informasi yang tepat waktu dan terkini tentang permintaan layanan rawat jalan anak dan demam. Ini dilakukan agar sekolah dapat mengambil tindakan pencegahan yang memadai.
“Upaya harus dilakukan untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi yang efektif di lokasi-lokasi utama dengan populasi padat, seperti sekolah, lembaga penitipan anak, dan panti jompo,” kata Mi, dikutip dari SCMP, Senin (27/11/2023).
“Ini termasuk meminimalkan pergerakan dan kunjungan personel,” sambungnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan pasien anak dengan kelompok umur yang berbeda terkena dampak patogen yang berbeda juga. Namun, influenza menjadi penyebab utama dari penyakit ini.
Kepala ahli perencanaan imunisasi di CDC, Wang Huaqing, mengatakan infeksi mycoplasma pneumoniae sebagian besar terjadi pada kelompok usia lima hingga 14 tahun. Sedangkan sisanya, sebagian besar tertular berbagai jenis dan kombinasi virus.
Komisi tersebut tidak mengatakan berapa banyak anak yang terkena dampaknya, namun Beijing mengatakan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis (23/11), bahwa jumlah pasien dengan mycoplasma pneumoniae yang rawat jalan dan rumah sakit mulai meningkat pada awal bulan Mei.
Infeksi pneumonia Mycoplasma biasanya menyebabkan gejala pernafasan ringan. Namun, para ahli dan pejabat mengatakan wabah tahun ini sangat serius karena resistensi bakteri terhadap antibiotik makrolida.
Sementara penyakit pernapasan yang disebabkan patogen lain, seperti RSV, adenovirus dan virus influenza, mulai melonjak pada bulan Oktober. Meskipun COVID-19 termasuk salah satu patogen yang beredar, tetapi penyakit ini belum disebut sebagai penyebab utama lonjakan kasus yang terjadi saat ini. https://kamusgakjelas.com