Jakarta, CNBC Indonesia – Pembangunan proyek ekspansi smelter konsentrat tembaga PT Smelting oleh PT Freeport Indonesia menjadi 1,3 juta ton per tahun akhirnya rampung. Proyek yang berada di Gresik, Jawa Timur ini menelan biaya hingga US$ 250 juta atau Rp 3,7 triliun.
Proyek ekspansi ini merupakan wujud komitmen PTFI dalam mendukung kebijakan hilirisasi komoditas tambang nasional. PT Smelting merupakan pabrik peleburan dan pemurnian tembaga pertama di Indonesia yang dibangun PTFI bersama konsorsium Jepang sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam memenuhi kewajiban Kontrak Karya PTFI tahun 1991.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo didampingi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Negara Bahlil Lahadalia, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, hadir meresmikan proyek ekspansi PT Smelting di Gresik, pada Kamis (14/12/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengapresiasi upaya PTFI meningkatkan kapasitas pemurnian tembaga di PT Smelting yang naik dari 1 juta menjadi 1,3 juta ton per tahun. Pasalnya, ini menunjukkan komitmen PTFI, yang bekerja sama dengan Mitsubishi, untuk mendukung hilirisasi.
“Sehingga nilai tambah itu ada di Indonesia. Diharapkan juga dengan pembangunan PTFI Smelter di Manyar, tambah lagi 1,7 juta ton per tahun, artinya smelter kita dapat memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun,” ujar Jokowi dikutip Jumat (15/12/2023).
Di samping itu, menurut dia dengan meningkatnya nilai tambah, maka akan muncul industri industri baru. “Dengan upaya hilirisasi ini, yang kita harapkan lagi adalah munculnya industri baru dari produk-produk turunan tembaga tersebut, seperti copper foil. Semuanya harus dihilirisasikan agar nilai tambah dan kesempatan kerja itu ada di negara kita,” tambah Jokowi.
Sementara, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menjelaskan bahwa ekspansi kapasitas produksi PT Smelting oleh PTFI merupakan salah satu bagian realisasi komitmen perusahaan dalam mendorong percepatan program hilirisasi produk tambang di Indonesia dan menciptakan nilai tambah ekonomi domestik.
Menurut dia, PTFI mendanai seluruh biaya proyek ekspansi yang nilainya mencapai US$ 250 juta atau setara dengan Rp 3,7 triliun. Dengan demikian, kepemilikan saham PTFI di PT Smelting juga meningkat dari 39,5 persen menjadi lebih dari 60 persen.
Tony menilai ekspansi PT Smelting merupakan langkah strategis untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan nilai tambah melalui kebijakan hilirisasi tambang di Indonesia.
“Dengan penambahan kapasitas produksi di PT Smelting dan beroperasinya Smelter kedua PT Freeport Indonesia nanti, maka PTFI akan mampu memurnikan seluruh hasil produksi tambang sebanyak 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun di dalam negeri. Hal ini juga sekaligus memenuhi mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) terkait pembangunan smelter,” jelas Tony. https://belakangan.com/